Twins [Chap.8 – Days]

Twins pict

Twins

[Chap.8 – Days]

Author by Icha

Genre Siblings, Friendship, Romance

Rating G

Cho Kyuhyun [Super Junior]

Gui Xian Cho [Kyuhyun’s mandarin name]

Cho Ahra [Kyuhyun’s noona]

Lee Sungmin [Super Junior]

Kim Cheonsa [OC]

Park Jung Soo [Super Junior]

And the other cast at the other chapter.

Disclaim : FF ini adalah milik saya seorang >< dan terbukti keasliannya dan ke originalannya dari pemikiran saya langsung, FF ini juga ada di blog saya sendirihttps://elfplaygirlz.wordpress.com. Jadi mohon semohon mohonnya (?) jangan plagiat FF ku ini ya >< Super Junior KRY milik saya seorang.  #abaikan.

 

annyeong readers..mohon maaf untuk keterlambatan yang sangat dan teramat pada FF ini. Author memang mengalami stuck mendadak sehingga memilih untuk rehat sejenak.. sampai akhirnya sibuk kerja dan baru bisa mengerjakan chap.8 ini sekarang.

Author mohon maaf yang sebesar – besarnya untuk segala kekurangan dalam chapter ini. maklum baru comeback dari hiatus >.< 

 

“Ya!!! Gui Xian ge!!! Sirup jeruk itu milikku!!” Jeritan kesal terkuar dari mulut seorang namja keturunan China yang memiliki pipi chubby nan kenyal seperti jelly.

Rengekan manja bercampur kesal terus menggema memenuhi pelosok kantin Inha University lantaran di sebabkan oleh seorang evil tampan yang baru saja datang lalu dengan se enak jidatnya menenggak segelas sirup jeruk dingin itu hingga habis tanpa memperdulikan kenyataan bahwa si pemilik sirup tersebut telah berusaha menghentikan aksi pembajakan dengan menarik – narik lengan si evil tampan itu.

Namun nasib na’as memang sedang menimpa mochi Cina itu, Gui Xian mengembalikan gelas sirup jeruk dalam keadaan kosong dan bersih.

“Li Xu gege, lihatlah, gege evil itu menghabiskan sirupku.” Keluh Henry pada gege kesayangannya. Namja chubby itu lantas menghamburkan dirinya kedalam pelukan sang gege tercinta, sementara sang tersangka hanya tertawa puas sambil mengeluarkan PSP putihnya dari saku celananya.

“Ya!!! Gui Xian, dari dulu kau itu tidak berubah, selalu senang mengganggu Henli.” Kata Li Xu seraya menepuk – nepuk pelan punggung Henry. “Sudah, nanti gege belikan sirup baru.” Bujuk Li Xu.

Zhoumi berdehem kecil, menghentikan kegiatan penuh kasih sayang antara Henry dengan Li Xu. “Jadi Henli, apa sudah ada informasi lebih lanjut tentang Han gege dan ChengMin gege? Apa benar Han gege kuliah disini juga?” Tanya Zhoumi , ia lalu menyesap cappuccino hangatnya setelah pertanyaan panjangnya.

Mendadak Henry menjadi salah tingkah. Ia menggaruk – garuk lehernya “Euumh…ya…maaf ge…aku..aku salah informasi..ternyata nama Hangeng yang ku lihat di sini berbeda marga. Hehehehe….”seringaian polos tersungging di bibirnya.

Gui Xian mendelik tanpa mengalihkan pandangannya dari benda kesayangannya, “Kau yakin?” tanyanya tak percaya.

“Tentu saja ge.” Henry mengerutkan keningnya. “Memangnya kau kira berkat analisis siapa sampai kami bisa menemukanmu?” katanya lagi dengan nada sedikit menyombongkan diri dan membuat Gui Xian berdecih kesal karenanya.

Zhoumi menghela nafas panjang, betapa susahnya mengumpulkan kembali keluarga panti asuhannya sampai utuh, hanya tersisa 2 orang saja memang. Tapi proses bertahun – tahun saja baru menghasilkan Gui Xian.

“Gui Xian-ah, apa kau ada acara hari ini? Datanglah ke apartement kami, Li Xu memasak makanan enak dan banyak.” Tawar Yi Sheng yang sedari tadi hanya berdiam diri mengamati keadaan.

“Geurae, aku pasti datang!!!!” sambar Gui Xian dengan cepat.

Oh ayolah, siapa yang tidak mau di tawari makan gratis apalagi untuk Gui Xian yang hidup sendiri dan tidak bisa memasak. Bukankah sudah berulang kali di tekankan bahwa hidupnya tak seberuntung hyungnya Kyuhyun yang memiliki Cheonsa bersamanya sehingga terjamin untuk urusan perut.

Bahkan Gui Xian telah berfikir untuk bergabung satu apartement dengan keluarga panti asuhannya itu. Toh mereka juga berkuliah di universitas yang sama walau berbeda – beda tingkat dan jurusan. Gui Xian sangat meyakini hidupnya akan terjamin soal urusan perut.

“Tapi ge, setelah aku membersihkan rumahku dulu. Tadi pagi – pagi sekali noona mengirimiku pesan memintaku dan hyungku pulang ke Incheon dan membersihkan rumah kami.” Lanjut Gui Xian.

“Rasanya itu akan terlalu malam, jarak dari sini ke Incheon lumayan jauh. Kita tunda sampai Gui Xian kembali ke sini saja.” Usul Li Xu, lalu namja mungil itu tersenyum manis.

“Tapi Li Xu,…”

“Berlakulah yang adil pada adikmu Yi Sheng ge…”

Yi Sheng mengerucutkan bibirnya. “Magnae evil, kau selalu saja di bela oleh gege tercintamu.”

Kyuhyun berlari – lari kecil menghampiri Cheonsa ketika ia melihat yeoja itu keluar dari kelasnya bersama dengan beberapa orang temannya. Tangannya penuh dengan buku – buku perkuliahan yang sangat tebal.

“Cheonsa-ya.” Tegur Kyuhyun, dan tanpa di minta, Kyuhyun dengan sigap langsung mengambil sebagian buku yang berada di tangan Cheonsa, membantu yeoja itu.

“Ah, gomawo oppa.” Ucap Cheonsa senang di iringi dengan senyuman.

“Cheonsa-ya, kami duluan, nde, sampai jumpa besok.” Beberapa orang teman dari Cheonsa berpamitan, tak lupa mereka membungkukkan badan pada Cheonsa dan Kyuhyun.

“Waegurae oppa?” Tanya Cheonsa setelah teman – temannya menghilang dari hadapan mereka.

“Hari ini aku tidak akan pulang ke apartement, noona tadi mengirimkan pesan untuk membersihkan rumah bersama Gui Xian, tampaknya rumah sudah sangat berdebu.” Jawab Kyuhyun, ia menggaruk – garuk kepalanya yang tidak gatal. Entah apa yang ada dalam pikiran namja itu.

Cheonsa memperhatikan gerak – gerik Kyuhyun. Sebuah seringaian halus tercetak di bibir Cheonsa. “Kau malas eoh oppa?” Tebak Cheonsa tepat dugaan.

Kali ini Kyuhyun yang mengeluarkan seringaiannya. Namja itu lantas terkekeh pelan. “Kau tahu Cheonsa-ya..aku sangat malas bersih – bersih, apa lagi berdebu seperti itu, asma ku bisa kambuh.” Katanya beralasan.

“Kebohongan di tolak oppa. Ya sudah hati – hati di jalan. Oppa pergi bersama Gui Xian oppa? Sampaikan salamku padanya.”

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, “Tidak perlu menitipkan salam padanya. Ya sudah kau juga hati – hati. Kalau ada apa – apa langsung hubungi aku. Jangan lupa kunci pintu sebelum tidur dan pastikan handphone selalu berada di dekatmu. Aku akan kembali besok siang.”

Cheonsa mengangguk tanda mengerti.

Kyuhyun tersenyum puas, ia pun mengusap atau lebih tepatnya mengacak rambut Cheonsa. “Baiklah, aku pergi dulu.” Pamit Kyuhyun sambil berlalu dari hadapan Cheonsa.

“Nde, hati – hati oppa.” Teriak Cheonsa pada punggung Kyuhyun yang telah menjauh dari pandangannya. Sementara Kyuhyun hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh sedikitpun.

Tanpa di sadari, bibir Cheonsa melengkungkan sebuah senyuman tipis. Ia menempatkan tangannya di dadanya yang berdegup kencang. Gadis itu merasakan perasaan hangat dan nyaman di sekitarnya. “Bolehkah aku berharap kau mulai jatuh hati padaku, oppa?” bisiknya.

“OMO!!! Ya Tuhan, buku kuliahku!!!!!”

“Yo!! Gui Xian!” seseorang menepuk pundak Kyuhyun yang di sangkanya adalah Gui Xian. “Sedang apa kau di sini? Bukankah biasanya kau bersama dengan rombongan dari Cina itu??” Ujar namja yang tak di kenal itu seraya merangkul bahu Kyuhyun. Sedangkan yang di rangkul hanya menatap bingung.

Saat itu Kyuhyun memang sedang menanti Gui Xian di depan gerbang kampusnya. Namun ternyata Kyuhyun sampai 15 menit lebih awal dari jam perjanjian. Dan ia lebih memilih untuk menunggu adiknya itu di depan gerbang kampusnya.

Keanehan memang telah terjadi sejak beberapa menit ia berdiri di depan gerbang Inha University ini. Beberapa mahasiswa atau mahasiswi yang lewat menyapanya seolah mereka telah saling mengenal satu sama lain.

Kyuhyun berdehem kecil. “Kau salah orang. Aku bukan Gui Xian.” Jelasnya seraya melepaskan rangkulan tersebut.

Namja itu mengerucutkan bibirnya. “Hei, kau tahu? Kau itu memiliki selera humor yang buruk. Jadi jangan mencoba membuat lelucon Gui Xian Cho.” Katanya bersikeras, tak lupa ia mendaratkan sentilan pelan di dahi Kyuhyun.

“Ya!!!! Aku bukan Gui Xian!! Gui Xian itu saudara kembarku.”

Namja itu mengerutkan keningnya bingung. “Nde?”

Kyuhyun memutar bola matanya. Ia lantas buru – buru mengeluarkan handphone miliknya untuk  menelfon Gui Xian. “Yeoboseyo. Gui Xian-ah, bisakah kau segera keluar dari kampusmu? Ada orang aneh yang menggangguku di sini.” keluhnya dengan nada yang tidak bisa di bilang baik.

Terlihat Kyuhyun mengangguk – anggukkan kepalanyadan tak lama kemudian ia mengakhiri sambungan telfon itu. “Kau tunggu di sini. Akan ku buktikan bahwa aku bukan Gui Xian dan kau harus membayar terhadap apa yang telah kau lakukan pada dahiku.” ucapnya sambil mengeluarkan smirk andalannya.

Namja aneh itu menghela nafas panjang. “Bagaimana bisa kau bukan Gui Xian, bahkan smirk itu pun miliknya.” ia memperhatikan wajah Kyuhyun dengan seksama. Masih berusaha untuk mempertahankan pendapatnya tentang orang yang di hadapannya ini adalah Gui Xian.

Kyuhyun mendengus kesal. “Kau tunggu saja. Menyebalkan!” Ia pun memilih untuk menghiraukan namja aneh itu, mengeluarkan psp hitam dari saku celananya dan mulai memasuki dunianya sendiri. Punggungnya ia sandarkan pada dinding penyangga gerbang kampus.

“Hei..” Namja aneh itu mencolek lengan Kyuhyun dengan jari telunjuknya. “Benarkah kau bukan Gui Xian?” Ia lalu ikut menyandarkan punggungnya pada dinding. Membuat posisinya persis seperti Kyuhyun.

Kyuhyun tidak ambil pusing. Ia tetap melanjutkan game nya seolah tidak ada siapapun di sampingnya.

“Hyung!!!” Suara Gui Xian terdengar memanggil. Membuat kedua namja yang tengah bersandar pada dinding itu menoleh, mencari sumber suara.

“Ya Tuhan…..” Desis sang namja yang aneh menurut Kyuhyun. Matanya membelalak tak percaya. Ekspresi wajahnya saat ini bagaikan melihat hantu. Gui Xian berlari – lari kecil menuju kedua namja itu. Disusul oleh beberapa orang lainnya di belakang Gui Xian.

Mereka semua, Gui Xian, Kyuhyun, namja aneh, serta Zhoumi, Henry, Li Xu, dan Yi Sheng kini tengah berkumpul di depan gerbang dengan tatapan yang sama sekali tak dapat di artikan. Ya, mereka semua kecuali Kyuhyun dan Gui Xian sangat bingung dengan situasi yang mencengangkan ini.

“Ke-kenapa Gui Xian gege ada dua?” Cicit Henry yang akhirnya berani angkat bicara.

“Gui Xian-ah!! katakan pada namja aneh ini kalau aku bukan kau. Dan setelahnya aku akan membuat perhitungan padanya karena dengan seenaknya ia menyentil dahiku.” Sungut Kyuhyun.

“Kenapa wajah kalian berdua sangat mirip??”

“Gui Xian-ah, kau yakin kau tidak memiliki appa dan eomma kandung???”

“Bagaimana bisa..”

“Ya!!! ya!!! Geumanhae!! bertanyalah satu – satu..kalian membuatku bingung.” Keluh Gui Xian. Ia memijat pelipisnya perlahan. Mata hitam teduhnya menatap satu persatu wajah – wajah bingung itu. “Baiklah, akan ku perkenalkan kalian semua. Dia ini adalah Cho Kyuhyun. Hyungku.”

“Tapi..” Sela Li Xu.

“Aku belum selesai berbicara gege..berikan aku waktu untuk bernafas.” Tukas Gui Xian. “Keluarga Cho yang mengadopsiku. Tapi kami pun tidak tahu kenapa kami bisa terlihat sangat mirip seperti ini.”

“Kau memfoto copy wajahku Gui Xian.” Celutuk Kyuhyun yang di sambut tatapan apa-itu-maksudnya oleh Gui Xian.

“Baiklah, aku rasa sampai cukup di sini perkenalannya. Karena kami harus berangkat ke Incheon saat ini juga.”

“Ne, hati – hati di jalan Gui Xian-ah, Kyuhyun-ah.” Kata Zhoumi.

Keheningan tercipta di antara duo Cho. Entah apa sebabnya, mereka tidak memainkan psp mereka sebagaimana biasanya. Di dalam kereta yang sepi itu, mereka hanya memandang keluar jendela, sibuk dengan pikiran masing – masing.

“Errhh..hyung..” panggil Gui Xian dengan nada suara pelan, ia bahkan ragu Kyuhyun akan mendengar panggilannya.

“Ne?” Sahut Kyuhyun singkat.

Gui Xian meringis, “Bagaimana kuliahmu?”

Terdengar Kyuhyun menghela nafas berat. “Sepertinya baik – baik saja. Namun perasaanku akhir – akhir ini cukup aneh..seperti ada yang membuntutiku.” Jawab Kyuhyun dengan kepala yang tertunduk.

“Jinjja hyung?? Kau tahu? Aku pun merasakan hal yang sama..sepertinya beberapa hari ini aku di ikuti oleh seseorang.”

Dan suasana canggung itu kembali hadir.

“Lalu bagaimana dengan Sungmin hyung??”

“Dia..dia baik – baik saja Gui Xian-ah. Tumben sekali kau menanyakan keadaannya?”

“Hyung…tolong hentikan semua ini..”

Kyuhyun mengepalkan tangannya. “Apa maksudmu Gui Xian??”

“Kau tahu apa yang ku maksudkan. Kau mengambil jalan yang salah hyung. Aku merelakan Cheonsa untukmu. Tolong pikirkan hal itu hyung.” Balas Gui Xian dengan nada yang setenang mungkin. Ingat, Gui Xian adalah seorang yang kadar ketenangannya di atas rata – rata meskipun dalam keadaan darurat sekalipun.

“Kau jangan mencampuri urusanku Gui Xian-ah.”

“Tidakkah kau merasa kasihan pada noona, hyung?” Desak Gui Xian dengan masih menggunakan nada tenangnya. Ia berusaha untuk menyudutkan Kyuhyun.

“YA!!! KAU!!!”

“Jwoseonghamnida…” sebuah suara menyela pertikaian kecil antara duo Cho. Kyuhyun dan Gui Xian pun mau tak mau menoleh kea rah orang yang mengganggu percakapan panas mereka.

Seorang namja berwajah oriental berada di hadapan mereka. Kulitnya yang putih Nampak berkilauan tertimpa sinar matahari sore itu. Namja itu tersenyum tulus.

“Ne? ada yang bisa kami bantu?” Tanya Gui Xian.

“Bolehkah aku bergabung dengan kalian? Gerbong ini sangat sepi.” Tanya-nya dengan bahasa korea yang sedikit patah – patah.

Kyuhyun mendelik kesal. “Kau bisa pindah ke gerbong lain jika merasa kesepian.”

“Ah..anio..silahkan bergabung di sini. Jangan hiraukan ucapan hyungku. Dia sedang agak emosi.” Dengan cepat Gui Xian menyela omongan Kyuhyun sebelum namja yang menurut Gui Xian itu adalah orang baik terluka hatinya oleh ucapan Kyuhyun.

“K-kamsahamnida..mianhae aku tidak sengaja mendengar pertikaian kalian. Tapi aku tidak akan ikut campur.” Katanya seraya tersenyum. Ia kemudian duduk di hadapan duo Cho yang memang sedari awal mereka duduk bersebelahan, hingga menyisakan kursi kosong di hadapan mereka.

“Jeongmal? Mianhae..kami telah membuat keributan di sini. Ngomong – ngomong sepertinya kau bukan asli orang korea?”

“Ne, aku asli Cina, dulu aku sempat tinggal di korea, lalu aku kembali ke Cina dan sekarang aku ke sini lagi.”

Kyuhyun membiarkan Gui Xian berbincang akrab dengan orang yang baru di kenalnya itu. Ia tidak mau ambil pusing. Terlebih lagi hatinya masih panas akibat pertikaiannya barusan. Namja berwatak evil itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi lalu memejamkan matanya.

“Sepertinya kau lebih tua dariku.” Kata Gui Xian.

Namja Cina itu pun mengamati sekilas penampilan Gui Xian, kemudian matanya tertuju pada Kyuhyun. “Sepertinya demikian. Aku baru saja lulus kuliah tahun ini. Lalu kau?”

“Benar dugaanku. Wajahmu terlihat tua gege.”

“Ya! Kau ini, apa – apaan itu. Kalian saudara kembar yang identik. Sangat mirip sekali.”

Gui Xian tersenyum, ia sangat senang jika ada orang yang memujinya seperti itu. Tidak hanya senang, ia bangga. “Benarkah ge? Kamsahamnida.. ah ya gege, aku Gui Xian Cho, lalu dia ini adalah Cho Kyuhyun.” Gui Xian memperkenalkan dirinya dan hyungnya. Meskipun ia sempat merutuki kebodohan dirinya, sebuah perkenalan nama bukankah seharusnya di awal percakapan?

“Senang bertemu denganmu, Gui Xian Cho. Aku Tan Hangeng.”

[TBC]

 

 

 

 

 

14 thoughts on “Twins [Chap.8 – Days]

Tinggalkan komentar